Perjuangan Cinta Suci, Pagelaran Seni Wayang Topeng Panji Yogyakarta

    Perjuangan Cinta Suci, Pagelaran Seni Wayang Topeng Panji Yogyakarta
    Dr. Sumaryono, M.A, Sutradara atau Koreografer.

    YOGYAKARTA - Seni Wayang Topeng merupakan bagian tradisi budaya dan religius masyarakat Jawa yang diketahui telah ada sejak abad ke 8 Masehi. Wayang Topeng ini dipakai sebagai media komunikasi antara Kawulo dan Gusti, antara raja dan rakyatnya. 

    Adapun salah satu property yang dipakai untuk pertunjukan Tari Wayang Topeng adalah topeng atau masker (tutup muka). Ada dua jenis topeng, yakni Topeng Gedhog, yaitu suatu masker yang menutup seluruh muka penari, contohnya : tokoh Klana, Panji, Sekartaji, Andaga dan Kartala. Kedua, Topeng Dagelan yang menutup bagian muka dan berhenti pada mulut, contohnya yaitu : tokoh Pentul, Tembem dan Jaka Bluwa.

    Menyimak Pagelaran Wayang Topeng Panji, gaya Yogyakarta dengan lakon Sekartaji Kembar asuhan Sanggar Seni Sumunar di Pendopo Timur Museum Sonobudoyo, Jalan Pangurakan No. 6, Yogyakarta, Minggu (25/06/2023).

    Menemui Dr. Sumaryono, M.A., yang merupakan Sutradara atau Koreografer pertunjukan menyebutkan bahwa khusus hari Jumat, Sabtu, Minggu pukul 20.00 - 21.15 Wita, menampilkan Wayang Topeng khusus cerita Panji. 

    Kemudian Rabu dan Kamis ada pertunjukan Wayang Orang dengan kisah Mahabarata atau Ramayamana dan hari selasa adalah pertunjukan Wayang Kulit, khusus cerita Ramayana. 

    " Peminatnya kebanyakan  Wisatawan, Jumat, Sabtu, Minggu merupakan pusat episentrumnya wisatawan Yogya di malam hari, " jelasnya, yang Topeng Panji ini sudah dimulai dari tahun kedua saat Pandemi.

    Ia juga menjelaskan bahwa dalam Kongres kebudayaan Jawa yang diikuti oleh Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah Istimewa Jogyakarta yang hasilnya mengamanatkan untuk 3 provinsi ini untuk merawat, melestarikan dan mengembangkan dimana yang sudah mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai nilai - nilai budaya tak benda. 

    " Kegiatan seni ini, Wayang Topeng Panji, Wayang Kulit, Gamelan, Batik dan Keris yang wajib dilestarikan ditengah-tengah masyarakat, " sebutnya.

    Cerita khas Panji yang disebutkan ini merupakan cerita pengembaraan, penculikan dan penyamaran. 

    " Misalnya nanti dalam cerita ini nanti Sekartaji diculik dibuang di hutan, kemudian Dewata memberi petunjuk bahwa kamu bisa kembali bertemu tunanganmu tetapi dengan syarat harus berubah wujud menjadi pria yang berprofesi menjadi dalang "

    " Kemudian malah Raksasi yang menculik Setartaji tadi merubah wujud menjadi Sekartaji, Panji Kerthopati tidak sadar bahwa Sekartaji yang ada disampingnya itu adalah palsu, itu adalah raksasi yang menculik dan membuang Sekartaji (asli) ke hutan "

    Ia juga menyebutkan ada pesan moral yang tersirat dalam cerita pewayangan yakni dikisah ini adalah perjuangan cinta suci. 

    " Cerita ini tidak fiktif belaka, pada abad ke XIII ini saat Raja Airlangga mendekati mengakhiri kekuasaannya, bahwa Putra Putrinya meminta warisan, kemudian Prabu Airlangga memberikan 2 wilayah disebelah timur (Jenggala) dan barat Sungai Berantas (Panjalu, Doho atau Kediri), yang sesuai sejarah selalu berebut pengaruh dan selalu konflik "

    Kemudian seorang pujangga istana menciptakan cerita Panji yang tidak berlawanan, yang dalam cerita Panji tersebut adalah 4 orang raja yang masih bersaudara lalu berbesanan yang mengawinkan anaknya masing - masing. 

    Ia juga berharap pelestarian Wayang Topeng ini dalam masyarakat sebetulnya tidak boleh hilang ciri khasnya, tetapi seni pertunjukan Topeng di masyarakat harus sesuai dengan perkembangan jaman.

    Dalam perkembangan saat ini Wayang Topeng dibagi 2 yakni Wayang Topeng Panji Pedagalangan dan Wayang Topeng Panji Klasik yang merupakan pengembangan sejak 1935. 

    " Adanya teknologi juga wajib dilibatkan dalam Wayang Topeng Panji di Masyarakat agar dapat mengikuti sesuai dengan perkembangan jaman, " Pungkasnya. (Ray)

    pertunjukan wayan yogyakarta seni pariwisata
    Ray

    Ray

    Artikel Sebelumnya

    Bripka Heri Prasetyo Hibahkan Seluruh Tukin...

    Artikel Berikutnya

    Polda DIY Bagikan Ratusan Paket Sembako...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing
    Yogyakarta: The Heart of Javanese Culture
    Yogyakarta: The Heart of Javanese Culture
    Kejuaraan Karate Bimawa Cup 2023, Wakil Rektor UAD: Efektivitas Latihan Diukur Lewat Kompetisi dan Prestasi
    Ukir Sejarah, Siswa SD Muhammadiyah Sapen Yogya Khayla Almira Raih Medali Emas O2SN Tingkat Nasional Cabang Pencak Silat
    Yayasan Syakirah Ramadhan dan RS dr. Soetarto Gelar Baksos Kestra ke-630, Cek Kesehatan Gratis dan Datangkan 60 Terapis Untuk Pijat 500 Warga Prawirodirjan
    RUU Pemekaran Papua Disahkan, Tokoh Masyarakat Papua Asal Biak: Mari Kita Kawal Kedepannya
    Yogyakarta: The Heart of Javanese Culture
    Yayasan Syakirah Ramadhan dan RS dr. Soetarto Gelar Baksos Kestra ke-630, Cek Kesehatan Gratis dan Datangkan 60 Terapis Untuk Pijat 500 Warga Prawirodirjan
    Korban Apartemen Malioboro City Gelar Aksi Kirab Gerobak Sapi dan Wayang Orang, Desak 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran Terbitkan SLF
    Tingkatkan Pariwisata, Joko Paromo Sebut Branding Adalah Cara Paling Efektif
    Imigrasi Yogyakarta Galang Sinergi Instansi Cegah TPPO dan TPPM di Bandara YIA
    Dukung Ketahanan Nasional, FTTI Unjaya Edukasi Gen Z tentang Keamanan Siber di SMK Negeri 2 Yogyakarta
    Korban Apartemen Malioboro City Yogyakarta Desak Terbitkan SLF, Aduan Siap Dibawa ke Posko Lapor Mas Wapres di Jakarta
    Yayasan Syakirah Ramadhan dan RS dr. Soetarto Gelar Baksos Kestra ke-630, Cek Kesehatan Gratis dan Datangkan 60 Terapis Untuk Pijat 500 Warga Prawirodirjan
    Imigrasi Yogyakarta Galang Sinergi Instansi Cegah TPPO dan TPPM di Bandara YIA
    Gempa 5,6 SR Berpusat di Kulonprogo Guncang Jogja dan Sekitarnya

    Ikuti Kami